“Meski fizikalnya terbatas, dia tak pernah meminta”- Kisah Pak Setu, Warga Emas Merangkak Jual Mainan Demi Teruskan Hidup

“Setiap manusia itu sudah diberi kekuatan untuk berusaha mas, dan setiap manusia itu sudah Allah kasih rezekinya masing-masing” – Pak Setu

Kekurangan fizikal pada anggota tubuh tidak menghalang lelaki ini untuk mencari sumber pendapatan bagi meneruskan kehidupan.

Pak Setu, 50 tahun berasal dari Daerah Surakarta, Jawa Tengah satu figura yang tidak dikenali namun namanya tiba-tiba menjadi sebutan dan siulan lebih-lebih lagi di media sosial.

Ini kisah Pak Setu

 

View this post on Instagram

 

“Setiap manusia itu sudah diberi kekuatan untuk berusaha mas, dan setiap manusia itu sudah Allah kasih rezekinya masing-masing” -Pak Setu . Pak Setu (50) adalah sosok ayah dengan semangat juang yang luar biasa untuk keluarganya. Setiap hari, ia harus menempuh perjalanan selama 1,5 jam dari Jatiyoso (Karanganyar) ke Solo untuk berjualan balon keliling. . Pada Thoryc @thoryc.id , seorang food blogger yang menggalang dana untuk Pak Setu, Pak Setu bercerita, penghasilannya pun terbilang tak menentu. Kadang balon yang dibanderol 10.000 rupiah per biji itu bisa habis dalam sehari, kadang hanya laku beberapa biji. Saat malam tiba dan dagangannya belum habis, Pak Setu memilih untuk tidak pulang dan bermalam di sebuah masjid di kota Solo. . Sekali lagi, melalui Pak Setu kita semua belajar bahwa kondisinya tak pernah menjadi halangan untuk berjuang demi keluarga. Maka, ini menjadi waktu yang tepat untuk kita patungan bagi Pak Setu supaya bisa membuka warung sembako di rumahnya dengan cara, klik: bawaberkah.org/paksetu (link di bio). . Tak hanya donasi, ayo berikan semangatmu untuk Pak Setu dengan cara, ketik: “Terima kasih Pak Setu 💪💪💪” di kolom komentar! . . #Bawaberkah #mudahjadibaik #surakarta #solojateng #paksetu

A post shared by Bawaberkah (@bawaberkahorg) on

Dia tak pernah menyerah kalah, apatah lagi berputus asa untuk mencari rezeki bagi menyara keluarga meskipun usianya yang sudah lanjut ditambah dengan keadaanya fizikalnya yang ‘terhad’.

Namun sosok ini mempunyai semangat juang yang luar biasa, setiap hari dia akan menempuh perjalanan dari Jatiyoso (Karanganyar) ke Solo yang kebiasannya mengambil masa 1jam 30 minit jika menaiki kenderaan.

Berbeza dengan Pak Setu yang perlu merangkak dan berjalan menggunakan tangannya yang dialas dengan selipar bagi menjual mainan bola balon sepanjang perjalanan tersebut.

Dia tidak pernah merayu apatah lagi meminta simpati orang ramai, sebaliknya memikul mainan tersebut di belakang badannya dan merangkak menjual mainan tersebut setiap hari.

Hasilnya kadang tak menentu, kadang balon yang harganya 10,000 rupiah ini bisa habis dalam seharu, kadang hanya laku beberapa biji”

“Saat malam tiba dan jualannya belum habis, Pak Setu akan memilih untuk tidak pulang sebaliknya bermalam di sebuah masjid di Kota Solo”.

Itu kisah Pak Setu, katanya keadaannya itu tak pernah jadi penghalang dia untuk berjuang demi keluarga.

Tonton video kat bawah ni :

Semoga Allah murahkan rezeki Pak Setu sekeluarga, amin.

Sumber : Lobak Merah

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*